Langsung ke konten utama

BELANTARA AKASIA

Sajak kesepian bagaikan senja..
Tentang rindu yang hitam bagaikan burung-burung malam yang mematuk remah sinar rembulan
Kenangan tentang setapak jalan berdebu di belantara Akasia

Tamparan deras angin pada ranting akan selalu ku ingat
Menjelma pada pucuk-pucuk puncak cemara
Menyimpan ribuan kenangan..

Jangan tanyakan senja apa yang ia rasa
Jangan salahkan senja jika ia tak tampak seperti biasa
Sebab ia sedang melukis hujan pada sudut kota

Jika engkau adalah angin
Mungkin aku hanyalah sehelai daun kering yang siap hempas pergi lalu hilang bagikan ditelan bumi
Tapi jika engkau adalah cahaya
Akan ku jaga engkau dengan bait-bait sederhana agar tetap bersinar

Ketika senja menyairkan secarik puisi dengan doanya,
Kulihat malaikat menuliskan aamiin nya dengan tinta doa padanya
Seakan doa-doa mengalir pada lembah penantian
Menghanyutkan segala resah tentang kehidupan

Tinggalah ratap senja pada rumput ilalang
Entahlah berapa lama ia berdiam pada bilik kesunyian

                                                                                            - Taro 19:50




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEMBAR AKSARA

Masalalu mu, masalalu ku... Tergores pada secarik lembar aksara Bagaimana bisa salju datang pada hamparan gurun pasir.. Bagaimana bisa ikan berjalan diatas tanah.. Dan bagaimana bisa ayam terbang dengan sayapnya.. Namun kuingin semua nyata adanya. Merah.. Jingga.. Kuning.. Hijau.. Biru.. Nila.. Ungu.. Pelangi bagimu Monokrom bagiku Bagaikan sosok penikmat senja yang terpikat oleh indahnya sang dewi Ingin rasanya berpijak di langit bersama sang dewi Namun rupanya sang dewi telah berpijak di nestapa bumi ini Jangan berikan pilihan kepada hujan untuk jatuh ke tempat seperti apa Karena hujan takan pernah memilih untuk jatuh ke tempat seperti apa dan dengan siapa Jangan jadikan aku abu yang tersamar pada debu.. Abu kenangan yang telah habis terbakar selepas peninggalanmu Debu debu kenangan pahit yang terlupa oleh mu Oleh mu.. Karena mu.. Dan untuk mu.. Ku persembahkan goresan aksara ini                                                                       Da

ALUR

Cerita yg datangkan suka dan duka Alurnya yg buat dilema Caranya yg buat bertanya Apakah ada bahagia? Atau hanya ilusi semata?  Sepenggal kata torehan luka  Memaku hati tak bisa bicara  Diam dan selalu bertanya  Mungkinkah bisa selamanya? -Mamah Ditempat yang sama

Ibu Pertiwi

Indonesia.. Sungguh elok gagah nan perkasa Tanah pertiwi di katulistiwa Negri yang ku puja sepanjang masa. Wahai Ibu Pertiwi.. Sungguh indah dirimu untuk dilukiskan dalam sanubari Bagai Pantai Kuta dan Sanur di Bali. Di tanah ini.. Ku pijakan kaki berdarah untuk kemerdekaan Dengan semangat yang berkobar Untuk generasi masa depan. Di tanah i ni.. Ku perjuangkan Sosok putih suci rela berkorban Hingga bendera merdekapun terus berkibar. Wahai generasi penerus bangsa.. Indonesia ku negri Pancasila Kumandangkanlah Indonesia Raya Iringi kibasan angin Sang Saka Temani garuda untuk terbang di angkasa.